JANGAN BACA YANG DI BAWAH INI JIKA ANDA TAK SIAP UNTUK MENJADI ORANG YANG BISA DIBANGGAKAN. KEBANGGAAN DIRI, DIBANGGAKAN KELUARGA BAHKAN DIBANGGAKAN BANYAK ORANG. ARTIKEL DI BAWAH INI HANYA UNTUK ANDA YANG BERANI SUKSES, ANDA YANG SIAP MENGHADAPI KONDISI ZAMAN DENGAN SEBUAH KEBERANIAN DAN KETEPATAN MEMILIH JALAN HIDUP.
Beberapa tahun silam, saya mengawali berjualan stiker cutting di depan sebuah pusat perbelanjaan di Kota Tanjungpinang, Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Supaya tak menyewa tempat, saya memanfaatkan trotoar jalan. Upaya ini saya lakukan setelah satu kardus stiker yang dikirimkan teman menumpuk di rumah. Mengapa menumpuk, karena setiap kali mengajak teman berjualan stiker jawabannya selalu sama: mana laku stiker? Bukankah kendaraan keluar pabrik juga sudah dilengkapi stiker?
Sebuah jawaban yang sempat mengganggu harapan yang diceritakan teman yang sudah lebih dahulu menggeluti bisnis ini. Sekardus stiker tadi bukan dikirimkan gratis, melainkan kami membelinya meski uangnya tak seberapa. Ternyata begitu barang dikirim, kami sendiri tak percaya, apa memang benar stiker yang akan saya. Ini patut dicatat: jangan pernah ragu dengan apa yang ingin dilakukan dan yakin berhasil!
Saya nekat berjualan karena kepepet uang. Apalagi teman yang mengirimi stiker justru meninggalkan beban, yaitu jumlah barang yang diberikan nilainya lebih besar dari modal awal saya (Mas Fahmi, terima kasih atas utangan stikernya). Sebagai perantau, saya tak bisa mengandalkan pinjam sana-sini. Saya harus berjualan meski tak ada yang mendukung sepenuh hati. Malam pertama berjualan, saya tak menyangka laku. Dan di malam pertama itu saya meyakinkan diri. Malam kedua, ketiga, keempat hingga sebulan kemudian saya mendapatkan penghasilan yang sungguh tak kami duga. Saking khawatir dapat berapa sebulan, saya sengaja menyimpan uang di dalam kaleng dan tidak saya bukan sebelum sebulan.
Dengan hanya berjualan stiker jadi (belum merambah ke bahan), di akhir bulan hasilnya melebihi gaji saya sebagai seorang wartawan di Grup Jawa Pos. Hanya dengan modal Rp1.000 lalu saya jual minimal Rp3.500 sampai Rp5.000 per biji stiker, saya mulai menatap masa depan. Mungkin Anda lupa, inilah nikmatnya berjualan barang tanpa label harga. Begitu ada desain yang tengah trend, kita bisa sesuaikan harganya. Tentu saja di dalam batas kewajaran. Intinya, jangan remehkan barang dagangan yang wujud atau fisiknya berukuran kecil karena darinya akan menghasilkan sesuatu yang besar.
Setahun di kaki lima, sampai mahir memasang tali dan tiang pancang di tepi jalan untuk pajangan stiker, akhirnya saya menyewa kios permanen di kota. Inilah kios yang saya sewa itu, per bulan Rp300.000. Sangat sederhana, hanya ada satu etalase untuk memajang stiker cutting. Saya terpaksa memanfaatkan dinding luar kios untuk pajangan. Pelanggan kebanyakan adalah anak-anak kecil. Karena siangnya saya bekerja, saya dibantu seorang pegawai yang sebelumnya sudah saya beritahu jika hasilnya belum seperti harapan, ya gajinya di bawah UMK . Tetapi saya bersyukur bisa menyewa tempat yang sederhana ini.
Untuk senantiasa mengingat perjuangan dan kerja keras, tempat jualan di kaki lima tetap dipertahankan, dikelola teman yang sangat bisa dipercaya.
Dengan dua tempat, satu di kios dan lain kaki lima, saya mulai yakin bahwa apa yang selama ini saya bayangkan bisa terwujud. Paling tidak, saya bisa menyisakan penghasilan untuk menabung. Sesuatu yang sebelumnya masih sebatas impian. Waktu itu saya mulai berani menerima pesanan. Ya, dengan tangan sebagai mesinnya. Desain saya cetak di kertas, lalu dipotong pakai cutter. Bahan stiker saya letakkan di bawah lembaran kertas desain. Kalau menggoresnya terlalu dalam, stiker rusak karena terpotong sampai kertas pelapisnya. Diomeli konsumenr sering sayai terima, karena memang hasil potongan tak bisa serapi jika menggunakan mesin cutting sticker. Toh semua saya jadikan pelajaran.
Setahun berikutnya saya menggembleng diri. Menekuni dan meyakini stiker akan bisa saya jadikan pegangan hidup. Hingga keinginan saya memiliki mesin cutting akhirnya terwujud. Saya belajar dari internet, berkali-kali memutar aneka tayangan mengenai stiker cutting melalui YouTube. Sebuah mesin cina menemani hari-hari saya berikutnya. Bisa Anda bayangkan, seharian saya mencari berita di lapangan, malamnya saya harus mengerjakan stiker baik pesanan maupun untuk stok di toko.
Satu hal penting lain yang ingin saya sampaikan: jangan salahkan peralatan ketika ingin maju. Meski saya menggunakan mesin Cina, namun saya jaga kerapian desain serta inovasi yang tiada henti. Alhamdulillah ternyata bukan soal mesin dari mana yang membuat saya berkembang, melainkan semangat dan keyakinan bahwa saya juga bisa meraih sukses dari stiker.
Konsistensi saya membuahkan hasil. Tak lagi memproduksi stiker untuk dijual sendiri, saya mulai melayani pembelian secara grosiran dari pedagang-pedagang kaki lima lain. Hasilnya saya kumpulkan dan kami kelola sebaik mungkin. Jika Anda tak percaya saya mampu melakukannya hanya dari usaha stiker, saya pun sama dua tahun sekian bulan lalu.
Tetapi sekarang bisa saya katakan: stiker tak akan pernah mati ketika kendaraan bermotor masih diproduksi. Juga dengan hadirnya kantor-kantor pemerintah atau swasta serta aneka usaha lain. Intinya, jangan pernah malu mendatangi kantor pemerintahan, dinas, badan dan sebagainya. Tawari contoh stiker Anda dan katakan Anda mampu membuatnya.
Alhamdulillah, sebuah ruko di pusat kota bisa saya sewa. Bangga rasanya bisa menyewa bangunan di dekat usaha lain seperti apotek, rumah makan ternama, hotel dan pelabuhan. Letaknya di Jalan Bintan Nomor 12 Tanjungpinang. Sebuah tempat jualan yang sama sekali tak pernah terbayangkan bisa saya sewa. Banyak yang mengatakan saya beruntung, tetapi saya lebih suka mengatakan: semua karena saya tak ingin mati oleh keadaan. Okelah, katakan memang keberuntungan, tetapi kalau saya tak bergerak di lapangan, rela tidur dengan sedikit waktu dan kerja keras apakah saya bisa memiliki ini semua? Anda harus yakin jika ingin memulai sesuatu.
Toko Sahabat Stiker Jalan Bintan 12 Tanjungpinang, Kepri.
Apa yang saya sampaikan bukan sebuah cerita sinetron. Yang saya sampaikan hanya sebuah perenungan buat apa sibuk memikirkan sesuatu yang begitu jauh dari jangkauan. Anda bisa seperti saya bahkan berpuluh-puluh lipat lebih besar dari kami jika mau dan berusaha serta bekerja keras. Niatkan usaha Anda dengan sebuah niat baik, Insya Allah harapan yang dicitakan bisa terwujud. Saya juga bangga bisa menularkan virus stiker kepada kakak kandung saya yang sempat kebingungan karena gagal menjadi caleg dari sebuah parpol. Tiga tahun lalu saya tawari ia untuk datang dan melihat seperti apa perjuangan saya. Alhamdulillah kini kakak lelaki saya pun yakin menggantungkan perekonomian keluarganya dari stiker (Terima kasih Mas Priyo atas ide, kritikan, saran dan jualan malam bersama di tepi jalan). Kini kakak lelaki saya memiliki sebuah usaha stiker dan menjadi langganan banyak orang di Kecematan Gembong, Kabupaten Pati.
Kalau saya menuliskan semua ini, bukan karena saya ingin Anda juga memesan kepada saya. Silakan pesan atau grosir ke mana saja, karena akan Anda temukan begitu banyak grosir stiker di Indonesia. Saya hanya ingin memberikan kesaksikan kepada Anda yang saat ini masih terpekur memikirkan kondisi kantong yang selalu kempes: bangkitlah, cobalah berjualan stiker. Awali dengan modal seadanya, datang ke toko grosir stiker, mintalah stiker yang tengah laris di pasaran, lalu berjualanlah Anda. Atau yang tak tertarik dunia stiker, jalani usaha yang sesuai keinginan. Apa saja jenisnya, tekuni dan yakini.
Khusus untuk stiker, jika modalnya kecil, pilih sudut jalan yang strategis, yang tak perlu sewa. Ambil terang lampu jalan, daripada membayar lampu dari pedagang lain. Buatlah sesimpel mungkin dengan biaya yang minim. Yang lebih penting, usahakan menetap jualan di satu lokasi agar orang lain tahu oh ada penjual stiker di simpang anu atau sudut anu.
Satu lagi yang ingin saya sampaikan, jika Anda termasuk orang yang menyukai corat-coret, terimalah pesanan. Karena hasilnya lebih besar. Jangan selalu terpaku bahwa pesanan stiker harus dilakukan dengan mesin cutting. Jika Anda yakin sebuah desain bisa diselesaikan dengan tangan, terima saja pesanan itu. Stiker adalah karya seni, jangan rendahkan kemampuan dan bakat Anda dengan memberikan harga yang kelewat murah asalkan laku. Buang pemikiran seperti itu, karena Anda profesional.
Alhamdulillah, dari penjual stiker cutting kakilima, lalu memproduksi sticker sendiri, kini kami disupport penuh oleh CV Istana Indonusa (baca halaman Special).
Ekspansi saya lakukan. Saya membuka Pasar Stiker. Jika toko utama buka siang hari, Pasar Stiker buka malam hari untuk menjaring calon pembeli yang hanya memiliki keluar rumah malam hari. Jangan bayangkan pasar itu semuanya ada, yang ada hanya stiker. Tetapi begitulah cara saya membranding sesuatu, membuat orang penasaran. Dan ….. berhasil.
Ekspansi saya tak terhenti sampai di sini. Tanggal 5 Januari 2014 lalu saya pun membuka Bintan Wrapping, pusat wrapping dan stiker variasi di Kepri. Tempat ini kami buka karena banyaknya permintaan dari pemilik kendaraan roda empat pada khususnya. Terima kasih kepada Rapenza Nafulani dari Trangkil, Pati atas kesediaannya merantau dan mengelola Bintan Wrapping.
Ekspansi terus saya lakukan, tiga bulan kemudian saya membuka Bintan Wrapping 2 di komplek SPBU Batu 16 arah Tanjunguban, Bintan. Selain wrapping, di sini kami melayani pemasangan kaca film mobil.
Hasil wrapping lain silakan buka di FB Page Bintan Wrapping
Terakhir, manfaatkan teknologi
Apa yang Anda lihat adalah statistik blog. Dari fasilitas ini kita bisa mengetahui halaman apa yang paling banyak diklik, berapa jumlah pengunjung blog kita per hari, mereka tahu blog kita dengan kata kunci apa dsb dsb. Yang ingin saya sampaikan di sini ialah, jangan malu mempromosikan usaha Anda meski hanya memanfaatkan web hosting gratisan. Kalau soal gengsi mungkin memiliki domain sendiri lebih wah atau terkesan mahal, tetapi bagi saya lebih penting otuput dari usaha yang kita promosikan. Untuk soal blog gratisan untuk usaha, sebelumnya saya juga membuktikannya saat membuka cat motor di Batam. Berkembang dan bagus, tetapi harus tutup karena saya harus pindah ke Tanjungpinang. (Buka likn ini: catmotorbatam) Di sini saya juga mohon maaf kepada semua pelanggan cat motor karena tak sempat memposting bahwa usaha tersebut sudah tutup bahkan saya lupa passwordnya.
Gambar di atas merupakan tampilan jumlah pengunjung Metro Sticker yang kami ambil kategori per hari (bisa dilihat per minggu atau bulan bahkan tahun). Alhamdulillah dengan nebeng di wordpress rata-rata pengunjung blog ini 200 orang per hari. Lumayan daripada harus promosi menggunakan mulut dari satu orang, paling juga satu daerah yang tahu dan bisa kita bakar semangatnya.
Anda memiliki pekerjaan lain sehingga tak bisa mengecek sehat atau tidaknya blog usaha Anda? Gunakan teknologi. Kami memilih wordpress karena oleh pembuatnya saat ini sudah diluncurkan WordPress for hone, artinya Anda bisa download dan instal WordPress diponsel Anda. Seting di dashboard terlebih dahulu, email apa yang akan Anda gunakan untuk menyinkronkan setiap perubahan dalam blog Anda dengan seting di ponsel Anda. Begitu ada yang meninggalkan komentar bisa Anda baca saat itu juga melalui ponsel, meski Anda sedang melamun di tepi jalan. Anda bisa menerima order meski di jalan. Selamat mencoba, semoga sukses.
Anda ingin berbagi dengan saya? Ketuk pintu FB saya: Noerali Mahmudi. Dan yakini Anda bisa lebih sukses dari saya…